Kamis, 20 Februari 2014

Im always there even if im not



Rabu, 19 Februari 2014

           
Sebelum aku menulis,izinkan aku memeprkenalkan myself terlebih dulu.. Nama saya Aswita Nisa Fazria. Cewe kelahiran Jakarta,7 September 1999. Aku sangat menyukai angka 7 dan aku suka warna putih. Hobiku menulis,membaca,dan mendengarkan.unik kan?itu hobi yang paling aku sering lakukan. Tapi,ada aktifitas lain yang aku suka dan bisa dibilang itu juga “hobi”. Aku tidak secantik putri dalam istana aku juga tidak sebaik dan semulia istri para nabi,aku hanyalah wanita yang diciptakan Allah. Diciptakan dengan banyak kekurangan dan kelemahan. Aku ingin menuliskan cerita ini karena semata-mata aku ingin memperjelas apa yang sedang aku rasakan melalui tokoh,karakter,dan nama tokoh lain.

Namaku Firsa Elita,manusia yang dilahirkan untuk selalu mengingat. Aku mulai membuka lagi halaman yang sudah rapat-rapat aku tutup. Kenangan yang sudah aku anggap finish. berlalu.

Mataku terpejam begitu lama,memikirkan hal yang sangat membuatku tenang. Aku merasa angin sangat marah padaku. Karena disaat ia memberikan kesejukan yang aku balas hanyalah air mata,bahkan hujan sudah mulai membenciku. Karena menurutnya disaat ia turun akupun ikut menangis bersamanya.


Sekarang aku mencoba tersenyum disaat kondisi apapun. Buku yang sudah aku tutup dan sudah usang itu aku buka lagi dan akan aku jelaskan pada seseorang yang ada diujung sana bagaimana caraku mencintai setiap orang. Setiap kali aku mencintai seseorang dan aku mencoba tulus mengapa harus selalu aku juga yang mengalah? Aku menunggu waktu berputar. Entah kapan aku bisa berada diposisi paling atas dimaana hanya aku yang merasa tinggi. Melembung di awan. Berbicara kepada langit-langit diangkasa menurut forsa kataku.

Im found you
Awal dari semuanya pada saat aku berada disebuah cafe. Bersamaan dengan hujan yang turun begitu derasnya. Aku menyeruput coffe panas yang biasa aku pesan jika aku sedang berada dicafe ini. Tempat yang sering aku kunjungi disaat hatiku sedang kacau,membelit entah seperti apa kusutnya. Aku sering bercerita pada hujan tentang hatiku. Tapi kali ini aku tidak ingin menangis bersama hujan. Karena hujan sudah terlalu membenciku karena aku selalu saja mengulang kesalahan yang sama. Walaupun seperti itu aku akan tetap mencintai hujan. Aku sudah merasa bosan dengan seorang lelaki yang terus saja memandangi dari kejauhan itu. Dia melihatku begitu detail seperti seorang pengamat.




Sampai aku benar-benar sendiri. Aku masih teringat akan kejadian tadi. Kenapa hanya beberapa menit saja aku bahagia. Dan merasa begitu dekat dengannya. Sekarang aku kembali mengingat tentang masalaluku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar