Rabu, 19 Februari 2014
Sebelum aku menulis,izinkan aku memeprkenalkan myself
terlebih dulu.. Nama saya Aswita Nisa Fazria. Cewe kelahiran Jakarta,7
September 1999. Aku sangat menyukai angka 7 dan aku suka warna putih. Hobiku
menulis,membaca,dan mendengarkan.unik kan?itu hobi yang paling aku sering
lakukan. Tapi,ada aktifitas lain yang aku suka dan bisa dibilang itu juga
“hobi”. Aku tidak secantik putri dalam istana aku juga tidak sebaik dan semulia
istri para nabi,aku hanyalah wanita yang diciptakan Allah. Diciptakan dengan
banyak kekurangan dan kelemahan. Aku ingin menuliskan cerita ini karena
semata-mata aku ingin memperjelas apa yang sedang aku rasakan melalui
tokoh,karakter,dan nama tokoh lain.
Mataku
terpejam begitu lama,memikirkan hal yang sangat membuatku tenang. Aku merasa
angin sangat marah padaku. Karena disaat ia memberikan kesejukan yang aku balas
hanyalah air mata,bahkan hujan sudah mulai membenciku. Karena menurutnya disaat
ia turun akupun ikut menangis bersamanya.
Sekarang aku mencoba tersenyum disaat kondisi apapun. Buku yang
sudah aku tutup dan sudah usang itu aku buka lagi dan akan aku jelaskan pada
seseorang yang ada diujung sana bagaimana caraku mencintai setiap orang. Setiap
kali aku mencintai seseorang dan aku mencoba tulus mengapa harus selalu aku
juga yang mengalah? Aku menunggu waktu berputar. Entah kapan aku bisa berada
diposisi paling atas dimaana hanya aku yang merasa tinggi. Melembung di awan. Berbicara
kepada langit-langit diangkasa menurut forsa kataku.
Im found you
Awal dari semuanya pada saat aku berada disebuah cafe. Bersamaan
dengan hujan yang turun begitu derasnya. Aku menyeruput coffe panas yang biasa
aku pesan jika aku sedang berada dicafe ini. Tempat yang sering aku kunjungi
disaat hatiku sedang kacau,membelit entah seperti apa kusutnya. Aku sering
bercerita pada hujan tentang hatiku. Tapi kali ini aku tidak ingin menangis
bersama hujan. Karena hujan sudah terlalu membenciku karena aku selalu saja
mengulang kesalahan yang sama. Walaupun seperti itu aku akan tetap mencintai
hujan. Aku sudah merasa bosan dengan seorang lelaki yang terus saja memandangi
dari kejauhan itu. Dia melihatku begitu detail seperti seorang pengamat.
Sampai aku benar-benar sendiri. Aku masih teringat akan kejadian tadi. Kenapa hanya beberapa menit saja aku bahagia. Dan merasa begitu dekat dengannya. Sekarang aku kembali mengingat tentang masalaluku
Sampai aku benar-benar sendiri. Aku masih teringat akan kejadian tadi. Kenapa hanya beberapa menit saja aku bahagia. Dan merasa begitu dekat dengannya. Sekarang aku kembali mengingat tentang masalaluku